--- tags: - seed --- The good - Koleksi yang cukup lengkap - Memproduksi film juga - Lumayan catch-up dengan tren - Lumayan aktif di komunitas Open Source (OOT but still nice) - Layanan nya cukup stabil dan hampir tidak pernah mendapatkan playback issue - Berjalan di hampir setiap platform The bad - DRM (come on, what else is expected of VoD service?) - Judul datang-dan-pergi (come on, what else is expected with VoD service? (2)) - Fitur "household" nya yang kurang masuk akal dalam validasinya - Melakukan pengumpulan data yang cukup agresif untuk memberi makan algoritma rekomendasi dan tidak bisa opt-out - Terkadang tidak bisa diakses melalui VPN komersil (masuk akal untuk alasan mencegah bypass geo-restriction, but, still, sucks) The ugly - Fuck DRM - Menawarkan paket "harga lebih murah" namun menampilkan iklan? - Hanya mendukung adaptive bitrate streaming, tidak bisa memilih secara eksplisit resolusi yang ingin digunakan - Sering mengubah tampilan dan tata letak untuk aplikasi mobile Sejujurnya no hate untuk Netflix, fuck DRM. Gue berlangganan Netflix (putus-sambung) semenjak tahun 2018 waktu masih berperang dengan DPI[^1] nya Tel\*\*kom dan masih berlangganan sampai hari ini. Jika gue menemukan layanan pembelian film yang tidak menggunakan DRM khususnya di Indonesia, mungkin gue bisa mempertimbangkan lagi untuk berhenti berlangganan layanan Netflix. [^1]: Deep Packet Inspection